Rabu, 12 Juni 2013
Waktu pergi belanja ke salah satu supermarket, ternyata lagi
ada bagian buku-buku dengan harga promo. Dasarnya emak-bapak-anak doyan buku,
langsung deh melipir dan sibuk memilah-milah..
eh, tiba-tiba Little Bug ngambil buku “Aku Ingin Menjadi Insinyur Sipil” dan
langsung nyemplungin ke trolley belanja. Kalau udah kekeuh mau beli 1 buku,
percuma mau dibujuk rayu nggak akan mempan ;p
Anyways, di mobil bukunya langsung dibuka dan Little Bug
mencoba membaca kata-kata yang bisa dia baca. Sampai rumah, saya & si Hubs
yang “ditodong” untuk membacakan buat dia. Memang dari kecil, Little Bug itu
terpesona dengan berbagai alat berat konstruksi. Dulu semuanya disebut sebagai “traktor”
dan dia hanya tahu kalau alat-alat itu digunakan untuk membangun rumah/gedung. Nah,
buku ini alhamdulillah sedikit demi sedikit bisa menambah “koneksi” ilmu
pengetahuan yang dulu sudah tersimpan di otaknya. Dia jadi mengenal profesi
Insinyur Sipil dan Arsitek dan apa saja yang mereka lakukan. Walaupun
penjelasan di bukunya agak panjang, tapi dia rajin menyimak dan menyerap apa
yang bisa dia serap J
Nah, kejutannya datang besoknya, ketika dia sibuk
gambar-gambar trus tiba-tiba ambil peralatan konstruksi mainannya dan langsung
keliling2 rumah menggunakan palu mainannya untuk pura-pura membangun sesuatu. Dia
dengan bangganya menunjukkan gambarnya, yang berupa “blueprint” gedung yang
sedang dia bangun dan tiang-tiang penyangga besinya dan bilang “Aku kan lagi
jadi arsitek, Ma!”
Alhamdulillah juga pas ada rezeki lebih untuk membelikan dia
1 set Lego yg isinya pintu & jendela semua... begitu kotaknya datang beberapa
hari kemudian, langsunggg dia sibuk membuat bangunan restoran lengkap dengan “2
pintu dan 17 jendela!” (walaupun jumlah jendelanya nggak segitu banyak, tapi
dia entah gimana sistem ngitungnya jadi jumlahnya 17 aja, padahal dah bisa ngitung
bener juga wkwkwkwk *peluk gemessss*). Little Bug terus cerita bahwa “restoran”
dia punya sistem penyaringan air yang canggih buat digunakan untuk cuci tangan,
punya kandang ayam + ayam kampung sendiri (buat diambil telurnya setiap hari),
dan bagaimana jendela2nya bisa dibuka-tutup untuk mencegah adanya maling.
Subhanallah.. alhamdulillah... betapa proses belajar itu
insyaAllah akan “saling melengkapi” informasi yang sudah ada dengan cara-cara
yang kadang tidak terduga, selama proses belajar itu juga dibiarkan berjalan
dengan alami dan tanpa paksaan. Memang kita bisa merencanakan stimulasi yang
diberikan dan berusaha memberikan struktur, tapi jangan lupa kalau Allah yang
Maha Mengetahui dan Maha Luas ilmuNya... kadang yang tidak terencana/tersturktur pun
suatu saat bisa menjadi bahan pelajaran yang berharga di masa yang akan datang
;)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.