Jum’at, 14.06.2013
“In-do-ne-si-a.... Indonesia!”
Alhamdulillah, Little Bug sudah bisa membaca nama negaranya sendiri J In his rapid
vocabulary boost & cognitive development, terkadang suka keluar
pertanyaan-pertanyaan lucu, seperti:
“Ini Bogor. Kalau
Indonesia, di mana ya, Ma?”
“Ini kita pergi ke
negara apa, Pa?” (lagi dalam perjalanan di jalan tol)
Karena kami tidak membiasakan penggunaan gadget untuk
menemani perjalanan2 kami dengan mobil (dan juga dalam kehidupan sehari-hari),
kemampuan spasial Little Bug alhamdulillah lumayan oke. Sepertinya dia sudah
hafal belokan-belokan menuju rumah sendiri, play groupnya, beberapa rumah teman
antar-jemput PGnya, familiar dengan
berbagai lokasi menuju rumah eyang2nya, Kid*ania (hahaha, ini mah bener-bener
deh, cinta banget!), dan tempat-tempat yang biasa kami kunjungi buat keperluan
sehari-hari. Hanya memang untuk pengenalan mengenai konsep negara, kota, dan
propinsi/daerah memang masih sangat abstrak. Selain itu, sejak tahun kemarin si
Hubs mulai terkadang dinas ke luar kota, jadi semakin banyak pertanyaan yang
harus dijawab ttg “Papa pergi ke mana lagi sih, Ma??” huhuhu!
Hari Rabu sore waktu Little Bug bilang “baca buku yuk, Ma!”,
saya coba ajak dia buka 1 set buku Upin&Ipin ttg mengenal 33 propinsi
Indonesia. Buku-buku kecilnya sederhana dan informasi yg di dalamnya juga nggak
terlampau banyak, cukup buat pengenalan awal tentang ragamnya propinsi di
Indonesia. Kami mulai dari propinsi2 yang pernah kami kunjungi atau yang pernah
ada pengalamannya dengan kegiatan sehari-hari keluarga kami. Misalnya,
kunjungan dinas si Hubs ke Kalimanatan Timur baru-baru ini. Atau waktu family
gathering ke Anyer, ngintil si Hubs ke Bandung, undangan ke Surabaya, makan pempek yang merupakan makanan
khas dari Palembang, dll. Kita juga belajar tentang daerah asal eyang2nya dan
tempat tinggal kita saat ini. Setelah si Hubs pulang dari kantor, Little Bug
dan dia mengeksplor bagian “makanan khas” dari tiap-tiap propinsi, hahaha! Dan
nggak ketinggalan saya sempat nerangin ttg apa itu “rumah adat”, yang dia baru
agak ngeh waktu saya ingatkan ttg kunjungan kami ke TMII dan melewati berbagai “rumah2
yang bentuknya lucu-lucu” :D
Alhamdulillah, semakin bertambah wawasan Little Bug ttg tanah airnya sendiri. Pernah hidup di negeri orang mengajarkan kami akan pentingnya
identitas ttg negeri sendiri. Walaupun ada istilah “global citizen”, tapi tetap
kami ingin anak-anak memiliki akar pengetahuan yang kuat tentang tanah air
mereka, jadi nggak akan kehilangan identitas diri mereka dalam komunitas global nanti. (Let’s just skip the politics and other negative issues aside and just
focus on the culture and good values.)
At the end of the day, pemahaman yang khas anak-anak
tetap terlihat.. but it made me, si Hubs, and the Eyangs (yg kebetulan mampir
ke rumah) ketawa semua:
Little Bug : Eyang
dulu dari Solo... di Jawa Tengah, ya Ma?
Mama: Iya. Kalau
Little Bug dari mana?
Little Bug: Dari
Jepang!! (secara teknis benar sih, tapi yaa konsep warga negara masih nanti
kali yaa, hehehe)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.