Wednesday, November 13, 2013

Starting the day with Mom-n-Me time



Homeschool dengan 1 anak balita dan 1 anak batita itu buat saya seperti berdansa. Tapiiii.. langkah-langkahnya gak ada yang pasti, hanya bisa baca berbagai artikel dan buku ttg cara2 orang lain melakukan langkah2 dansa mereka dan berharap ada yang bisa kita tiru. Little Bug itu sebenarnya sangat dekat dengan saya.. tapi akhir-akhir ini si Baby Bird sudah mulai protektif sama saya, jadi kakaknya nggak boleh dekat-dekat, apalagi main berdua saja. Kasian juga sih si kakak, tapi sepertinya ini proses yang normal untuk usia Baby Bug yang sedang dalam proses menuju mandiri dan berusaha mengenali ke-aku-an dirinya.  

Kalau baca artikel, ada anjuran untuk menyediakan quality time 1-on-1 dengan masing2 anak. Teorinya sih begitu, tapi kalau adiknya belum bisa disuruh main sendiri kan susah.. apalagi jam tidur sama, kamar tidur (masih) sama, dan kadang si Hubs dinas ke luar kota jadi nggak ada tandemnya. Tadinya saya bicarakan baik2 dgn Little Bug, meminta pengertiannya untuk ngalah dulu dengan adiknya. Tapi, namanya juga masih kecil, lama2 sedih juga dia.. dan buntutnya ke mana2. Dia jadi lebih susah diajak kerjasama, lebih cenderung menggoda adiknya, nggak mau main bareng adiknya, moodnya jelek seharian, dan wajah sedih dengan mata sayu itu yang bikin nggak kuat.... huaaaa... sampe nangis deh mikir gimanaaa caranya supaya bisa bagi waktu antara mereka berdua, kerjaan rumah, waktu pribadi saya, dan waktu istirahat, tanpa kehilangan kesabaran saya. 

Nggak sengaja pada suatu pagi, Little Bug bangun duluan dan berhasil untuk tidak membangunkan adiknya ketika keluar kamar. Dia langsung bersemangat untuk mengajak saya main. Nah, saya biasanya pagi2 kesana kemari melakukan pekerjaan rumah yg belum dilakukan atau baca-baca artikel yg perlu (tadinya, pagi2 adalah me-time buat saya mumpung anak2 masih tidur), sempat akan menolak dan tergoda untuk bilang “..... menit lagi ya, Mama selesaiin ini dulu..” atau “nanti dulu ya, Mama beresin .... dulu”.  Tapi karena saya tahu kalau kesempatan main berdua itu suka susah dan unpredictable, akhirnya saya tunda semuanya dan meng-iya-kan ajakannya untuk main.

Saya bilang ke Little Bug, “mainnya sampai jam segini ya/atau sampai adik bangun ya (mana yg duluan), lalu mama butuh waktu untuk selesaikan kerjaan rumah” dan dia setuju. Dengan girang dia membawa saya masuk ke dunia Lego-nya, asyik bercerita sana-sini.  Atau waktu itu pernah juga kami membaca buku bersama, berdua saja tanpa “gangguan” dari Baby Bird yang selalu bersemangat untuk “ikut” membaca cerita. 



Memang waktunya nggak lama dan nggak bisa dipastikan setiap harinya, kadang 30 menit, kadang bisa sampai 1 jam, kadang nggak bisa sama sekali. Tapi dengan dia tahu kalau saya berusaha untuk menyediakan waktu berdua setiap pagi (walaupun kadang berhasil dan nggak) sepertinya mem-boost rasa secure-nya terhadap kasih sayang saya. Karena ya mungkin buat anak kecil kadang yang terlihat adalah Mama yang mem-favorit-kan si adik, padahal nggak begitu. Untuk sebuah isu yang menurut saya cukup sensitif dan rumit, ternyata solusinya cukup simple untuk Little Bug yang berhati sensitif ini, yakni memkhususkan waktu untuk bener-bener berdua saja, seolah-olah seperti men-charge “batere” Little Bug dengan energi positif untuk sepanjang hari itu.

Setelahnyaaaa... Little Bug sangat kooperatif membantu saya dengan pekerjaan rumah dan juga mengajak adiknya main bersama ketika saya butuh untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dengan 2 tangan (as opposed to sambil menggendong Baby Bird dengan tangan satunya lagi hehehe). Alhamdulillah juga nggak perlu memakai babysiter elektronik, walaupun kadang untuk pekerjaan yang benar-benar butuh waktu lama saya masih izinkan mereka nonton DVD sampai saya selesai aja. 

Jadi, mungkin ini adalah cara kami untuk memulai hari.. diawali dengan waktu khusus berdua, sisanya yaa dijalani kemudian. Cucian bisa ditunda... artikel bisa di-bookmark untuk dibaca saat senggang...  rumah boleh jadi berantakan. Tapi yg paling penting Little Bug mendapatkan quality time yang stabil di awal hari.. energi positif untuk hari itu.. dan moga2 bisa semakin lancar hari2 homeschool kami. Sedikit demi sedikit menemukan ritme yang paling pas untuk keluarga kami :)

Monday, November 11, 2013

Playdate Pertama

Hari Sabtu tgl 9 Nov. 2013 kemarin, akhirnyaa diadakan playdate pertama dari keluarga yang ber-HS di Bogor. Nggak semuanya bisa datang, tapi yang datang cukup ramai, ada 2 keluarga lain dengan anak-anak mereka. Total ada 4 anak laki2 dan 2 anak perempuan, yg laki2 usianya berdekatan antara 4-6.5 thn, yg perempuan masih di bawah 2 thn.

Kenapa dipilih untuk playdate pertama di rumah? Karena anak-anak belum pada kenal, jadi mendingan di tempat yang non-publik dan juga dengan areal yang sempit (bukan di taman, misalnya) supaya anak-anak lebih besar kesempatannya untuk berinteraksi satu sama lainnya. Namanya juga baru kenal (dan masih anak2), nggak bisa juga dipaksa untuk "langsung" berteman dan ngobrol atau main bareng. Awalnya pada main sendiri-sendiri, tapi lama-lama mulai deh yg satu lihat mainan anak yg lain, trus ada dialog.. trus ada anak yg lain ikut nimbrung dan berinteraksi. Ada juga anak yang awalnya main sendiri dulu.. setelah merasa nyaman baru mulai mencoba ikut berinteraksi dengan anak-anak lainnya. Yah pokoknya alami saja kami membiarkan anak-anak itu bermain dan berinteraksi, entah apa yang menjadi topik pembicaraan mereka. Yang kasihan adalah ketika anak-anak udah mulai akrab, eeh waktunya pulang deh! Hahaha.... at least dihibur dengan makan snack brownies dan stik pudding coklat plus jus buah sebelum pulang :)



Oh ya, selama anak2nya pada asyik main, emak-emaknya pada asyik ngobrol dan sharing, lalu menggodog juga rencana kegiatan selanjutnya dan nama klub anak-anak HS Bogor. Mikir sana-sini akhirnya diputuskan untuk menamakan klub anak-anak HS Bogor dengan nama:

KLUB HIJAU

Kenapa hijau? Yah karena kalau mendengar nama kota "Bogor", image yang terbentuk adalah kota yang hijau dengan pepohonan yang rindang di mana-mana. Selain itu, angkotnya juga hijau, hahaha :D
Anyways, insyaaAllah Klub Hijau akan mengadakan kegiatan bertema perdananya di hari Kamis tgl 14 Nov besok, supaya anak-anak yang kumpul kemarin nggak keburu lupa satu sama lain. Selanjutnya mungkin kegiatan klub akan berjalan dwimingguan, dengan tempat yang sesuai kegiatan. Horayyy untuk Klub Hijau!

Wednesday, November 06, 2013

Belajar tentang bagian buku



Nov. 6, 2012

Pagi ini sewaktu mom-n-me-time dengan Little Bug, dia mengeluarkan playmat dinosaurus yang ada beberapa miniaturnya. Playmat ini kado ulang tahun dari seorang teman 2 tahun yang lalu, tapi berhubung Little Bug baru-baru ini saja tertarik dengan dinosaurus, jadi seolah2 baru kali ini dimainkan dengan makna yg lebih besar daripada dulu ketika dapat kado itu.

Di playmat itu terdapat beberapa nama dinosaurus (sesuai miniaturnya), dan Little Bug tiba-tiba berinisiatif mengambil salah satu buku dinosaurusnya dan mencari tahu informasi tentang apa makanan si dinosaurus tsb. Nah karena dia akhir-akhir ini selalu membaca buku itu, maka dia setengah hafal letak bagian beberapa jenis dinosaurus tertentu di dalam buku tersebut. Tapi nggak sengaja tercipta sebuah kesempatan untuk saya tadi pagi mengajak dia untuk mencari letak halamannya dengan melihat pada daftar isi yg kebetulan ada di bagian depan buku itu. Awalnya dia nggak mau, tapi saya ajak dia untuk melihat huruf depan dari nama jenis dinosaurus yang dia cari dan untuk melihat apakah ada di daftar isi atau tidak. Setelah ketemu (kalau kebetulan ada—nggak semuanya ada), saya tunjukkan nomor halaman dan Little Bug lalu mencarinya sendiri sampai ketemu.


 Selain itu, kami juga membaca buku cerita lainnya ttg dinosaurus. Kalau selama ini Little Bug selalu meminta saya membaca seluruh bagian buku dari depan sampai belakang secara berurutan (termasuk paragraf ringkasan isi buku di bagian sampul belakang buku), maka kali ini saya membacakan bagian paragraf ringkasan isi buku yg di sampul belakang itu segera setelah saya bacakan judul bukunya (di sampul depan). Awalnya dia protes, kenapa yang paling belakang dibaca duluan. Lalu saya jelaskan kalau itu adalah ringkasan isi buku, yg bisa membantu kita untuk memutuskan apakah mau/tidak membaca/meminjam/membeli buku itu tanpa melihat langsung seluruh isi bukunya. Saya contohkan saja kalau di toko buku bagaimana, dengan kondisi buku disegel plastik. Atau kalau saya mau beli buku online.

Memang, ini adalah pembelajaran sederhana. Namun menurut saya penting untuk tidak dilupakan di era yang serba gadget & mesin pencari ini. Kita memang dimanjakan dengan teknologi search engine yang akan mencarikan apa saja yg kita inginkan hanya dengan sebuah click, apalagi bisa sedetil yang kita inginkan. Semuanya dijabarkan dalam 1 layar, tanpa batas. Click artikel yang satu, kalau tidak ada informasinya, tinggal click artikel lainnya pada daftar, terus saja begitu dengan hanya modifikasi kata kunci saja. Sedangkan pada buku, tidak ada satu buku yang memuat segalanya, dan butuh usaha lebih untuk mencari informasi yang kita inginkan. Itu yang Little Bug sadari ketika buku dinosaurusnya yg satu (dengan gambar kartun dan cerita yang sederhana) ada informasi ttg spesies dinosaurus tertentu, sedangkan di buku yang satunya lagi tidak (padahal terkesan lebih lengkap, nah ternyata tidak jaminan, toh?). Ini masih belum masuk pembahasan tentang cara mencari topik via index belakang buku dan cara membaca kamus yah, hahaha... ntar insyaaAllah seiring dengan perkembangan bahan bacaan dan usia Little Bug :)

Proses mencari halamanyang satu-demi-satu membolak-balik kertas halaman buku juga terlihat sebagai suatu hal yang old-school­-ish jika dibandingkan gerakan swipe yg luwes pada permukaan tablet. Di sini Little Bug juga mengasah keterampilannya meng-handle halaman buku dengan jenis bahan yang berbeda-beda. Dari dulu berupa boardbook kokoh waktu bayi (digigit, diemut, dibanting, diraba-raba), kertas mengkilap yg agak tebal, kertas majalah, sampai kertas yang tipis di buku “kuno” milik saya dulu waktu kecil. Dan dia benar-benar harus memperhatikan angka halamannya, karena nggak ada tuh loncatan langsung ke halaman tertentu dengan hanya mengetikkan nomor halaman itu. It takes time, perseverance, and number skills.

Well, this is just how my family does things. We are a book-lover family and we try to grow a love of reading in our 2 kids. We are not anti-technology or anything, but we simply choose to give our kids gadgets later on in their life, minimalizing their use in their early years. Yes, they’ve seen and used tablets before (not ours, but relatives’ and friends’—only took them a few minutes to figure out and catch on how to use them). And si Hubs & I do use a computer/laptop in our daily life, we read a lot of articles/journals/e-books as much as our eyes permits (they tire more than real books). We also use the search engines with Little Bug on various topics, just to complete the books that we have/don't have.We have a TV set too, but used only if they feel  like watching cartoons/certain TV shows/DVDs.  But other than that, it’s just basic minimal-electronic, hands-on learning materials for the kids. Oh, Little Bug hasn’t uttered the words “I’m Bored” or “I don’t know what I can do” until now... so there’s my gadget-free gurantee that gadget-based entertainment is not essential to kids’ “fun” or well-being.... :)