25 February 2009
Mama ingat pada hari ini, 5 tahun lalu, udara masih dingin
di Matsuyama. Iya, itu kota kelahiranmu, Nak.. kota kecil dimana dokter
kandungan yang berbahasa Inggris hanya 1 di rumah sakit kecil itu—Tasaka sensei.
Hari Rabu itu, Mama siap-siap dengan Papa dan Tante Seiko untuk ke RS.
Sejujurnya Mama takut sekali.. karena sudah siap-siap mau lahiran normal, eeeh
ternyata setelah diperiksa panggulnya maka disarankan untuk operasi saja demi
keselamatan bayi dan ibu. Mama hanya bisa menyiapkan barang-barang di list
keperluan melahirkan yang diberikan oleh RS dan terus berdoa.
Sampai di RS, Mama dipasangkan alat untuk mendengar detak
jantung kamu. Bunyinya kencang dan cepat.. mungkin saingan sama detak jantung
Mama yang saat itu cemas, takut, dan juga excited pada saat yang bersamaan.
Mama ingat susternya tiba-tiba lari masuk ke kamar dan bilang kalau Mama harus
segera diinfus supaya bisa diberikan obat, karena mulai muncul kontraksi---
padahal operasinya dijadwalkan untuk keesokan paginya. Malam harinya, Mama
mulai puasa setelah makan malam.. Papa juga pulang setelah jam berkunjung
selesai. Iya, di Jepang memang RS cukup “steril” dari penunggu yang tidak
benar-benar dibutuhkan. Susternya baik-baik dan selalu siaga 24 jam. Walaupun
begitu, sebenarnya Mama malam itu nggak bisa tidur..
26 February 2009
Pagi-paginya, Papa sudah datang. Mama siap-siap untuk proses
operasi, jam 9 dijadwalkan tapi jam 8 sudah mulai untuk persiapannya. Mama
ingat begitu masuk ruang operasi, ACnya terasa dingin sekali. Tapi rasa dingin
dan gugup itu hilang ketika Mama dengar tangisan kamu, Nak.. jam 9.20 kalau nggak
salah, Allah memberikan panggilan baru “Mama” untuk Mama... Mama untuk bayi
kecil yang nangisnya terdengar hingga ujung lorong RS. Bayi kecil yang menangis
kejer di awal-awal perjuangan Mama untuk memberikan ASI. Bayi kecil yang
kepalanya bulat sempurna, mata sipit, dan kukunya selalu menghadiahkan sebuah
cakaran baru setiap paginya. Bayi kecil yang pada kedua kakinya dituliskan nama
mama dengan spidol hitam, supaya pas dimandikan suster nggak bakal ketuker.
Bayi kecil yang sudah disiapkan namanya... doanya.. supaya inshaaAllah menjadi anugerah
dari Allah yang memimpin dengan bijaksana dan menebar manfaat ke mana saja.
25 February 2014
Sore ini Bogor hujan... cuaca mendung dan langitnya sedikit
mengingatkan Mama pada pemandangan dari jendela kamar RS waktu dulu.. tempat
Mama selalu melihat Papa pergi pulang ke rumah hingga sosok berjaket abu-abu
dan bersepeda itu sudah belok dan tak terlihat lagi. Tapi pemandangan sekarang
siapa yang dapat membayangkan dulu. Ada kamu dan adikmu yang sedang tertidur
lelap di dalam kamar. Dan ada Mama yang sedang berkaca-kaca membayangkan betapa
cepatnya waktu berlalu.
Ya, 5 tahun benar-benar cepat, Nak! The days are long but the years fly by. Alhamdulillah, Mama nggak
pernah menyesal memilih untuk selalu di rumah dengan kamu. Walaupun Mama suka
mengeluh capek atau rumah berantakan, tapi Mama nggak akan pernah menyesali
semua ini. Mama benar-benar bersyukur diizinkan Allah untuk tetap di rumah dan
berjuang untuk membesarkan dan mendidik kamu sendiri. Mama sudah ikhlas untuk
menunda semua impian Mama dalam hal karir. Mama juga selama 5 tahun ini
berusaha untuk meneyimbangkan antara keinginan pribadi dan tugas sebagai
seorang Mama.
Mama hanya menyesal karena Mama masih belum pandai mengatur
waktu supaya semuanya bisa senang. Betapa berat membuat kamu menunggu ketika
Mama masih harus menyelesaikan cucian piring atau menjemur baju. Mama juga
belum pandai mengatur emosi seperti yang disarankan oleh semua artikel
parenting yang Mama baca. Juga belum bisa melakukan semua ide aktivitas seru
supaya kamu bermainnya tambah asyik dan punya nilai tambah pembelajarannya.
Tapi Nak, kamu tahu nggak? Kamu akan selalu punya tempat
istimewa di hati Mama. Karena kamu adalah anak pertama... anak yang bersama
Mama (dan Papa) belajar bagaimana berkompromi dan hidup bersama. Anak yang jadi
“kelinci percobaan” ketika Mama menghadapi setiap tumbuh kembang kamu yang
baru. Kamu yang sudah melihat Mama marah, senang, sedih, khawatir, dan semua
emosi yang Mama nggak sadari. Kamu yang sudah ada sejak awal lika-liku
perjalanan hidup Mama dalam menjadi seorang Mama. All those good times.. sad
times.. hard times.. enlightining times.. thankful times... you’ve been there
all along, looking up to me (and your Papa) and sometimes (lots of times) I
guess I just didn’t act like a Mom should. Banyak sekali buku dan artikel
tentang parenting yang Mama punya dan baca, tapi ketika sudah pada prakteknya, kadang
susah sekali melakukan yang sederhana sekalipun. Maafkan Mama kalau Mama dulu
masih sering marah dan membuat kamu merasa takut. Maafkan Mama yang dulu kadang
terlalu sering lihat HP atau laptop sehingga kamu merasa terabaikan. Maafkan
Mama yang belum bisa ber-scrapbook ria sebelum tahu-tahu laptop Mama diambil
pencuri, lengkap dengan foto dan video kita yang sebagian belum sempat
terback-up. I’m so sorry... I’m so sorry for not realizing this earlier...
before now that you’re suddenly about to turn 5 years old, inshaaAllah
tomorrow.
Mama tahu, nggak ada gunanya menyesal. Tapi kamu benar-benar cepat sekali
tumbuhnya... not my little baby anymore.. Dalam sekejap mata kamu udah jadi
bocah lucu yang sudah bisa berargumen kalau ada yang tak sesuai, makannya lahap, melakukan persuasi untuk mendapatkan
Lego (lagi), dan senang bermain piano di waktu luang. Alhamdulillah, Nak...
Allah yang Maha Penjaga.. Maha Melindungi.. Kalau bukan karena Allah yang jaga
kamu, Allah yang mengilhami cara berpikir kamu.. akan jadi seperti apakah kamu,
dengan Mama yang serba tak-sempurna ini? Mama hanya bisa membaca artikel
parenting dan berusaha mendidik kamu semampu Mama... tapi sebenarnya Allah-lah
yang membuat kamu menjadi anak yang hebat seperti sekarang ini.
Mama nggak bisa berhenti menangis haru mengingat 5 tahun itu
sudah berlalu dengan begitu cepat... you’ve been beside me all along, dan kamu
adalah guru Mama selama ini. Mama ikut tumbuh dan berkembang bersama kamu,
Nak... dan Mama hanya berdoa supaya diberikan umur panjang dan kesehatan yang
baik supaya bisa terus mendampingi kamu dalam tumbuh, berkembang, dan belajar
tentang hidup ini. I love you so much, my little bug.. I know I’m not perfect
but I really did try and still do try to be the best Mom for you. I know,
sometimes I try too hard. But you’re there to teach me that I don’t need to be
perfect to have fun with you. I just need to be more present in the moment with
you.. be more patient.. and learn to have fun and relax a little more... not
mind the housework too much...and be more simple in viewing this world and what’s
truly important in life... and inshaaAllah that I will try my hardest to do, I
promise you that! Alhamdulillah, Allah is teaching me about my life priorities
through you... Allah is improving my skills through you.. and Allah is
reminding me to become more humble through you.
Jadi saat kamu merasa kalau Mama lebih sayang adik daripada
kamu... atau Mama terlalu “sibuk” untuk menikmati bermain bersamamu... tolong
jangan lari dari Mama ya. Tolong ingetin Mama dan cerita sama Mama ya. Karena
Mama butuh kamu.. sama seperti kamu butuh Mama. Dan suatu hari nanti saat kamu
sudah bisa mengerti semua yang Mama tulis ini, maka kamu akan tahu kalau Mama (dan
Papa) selalu sayang kamu.. always love you no matter what you do or what you
say... and that your Papa and I are very
thankful to Allah for you and very blessed to be your parents. You’ll always
have that special place and special connection as the firstborn child. My baby
boy, always!
Love,
Mama
Bogor, 25 February 2014
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.