Sejak hari Jumat siang kemarin, Little Bug untuk ke-2
kalinya terkena virus demam berdarah. Kali ke-2 di RS yg sama, namun dengan
jenis kamar yang berbeda dan pengalaman (sejauh ini) yg berbeda pula. Dulu
waktu pertama kali terkena DBD, saya belum begitu menjalankan konsep peaceful
parenting/positive discipline. Tapi setelah hampir 2 tahun berlalu sejak saat
itu, sekarang saya alhamdulillah bisa melihat situasi ini dengan kaca mata yang
cukup berbeda. Berhubung sepertinya lagi banyak yang pada sakit, saya ingin
share aja pengalaman & pembelajaran saya.. siapa tahu bisa membantu ;) Pake
pointers aja deh ya, biar ringkes bacanya...
Little
Bug seringkali pada suhu 39C masih kesana kemari dan melakukan hal yang dia
sukai seperti biasanya, tapi waktu kemarin terlihat lebih ngantuk daripada
biasanya, jadi langsung deh meluncur ke UGD siangnya. Dan ternyata beneran
positif DBD, padahal baru demam hari pertama... oh well!
Little Bug setiap siang ada sesi
mengeluarkan isi dari “emotional backpack” miliknya. Semua emosi dan perasaan
yang ia pendam selama hari itu dikeluarkan dalam tangisan di pelukan saya. Kalau
2 thn lalu saya hanya tahu dia tantrum2 karena akumulasi stress, alhamdulillah
kali ini ketika hal ini mulai terjadi, saya bisa mempraktekkan apa yang saya
pelajari dari artikel2 dan buku2 parenting yang saya baca soal peaceful/gentle
parenting. Selau dimulai dari acknowledgement, dan berlanjut dari situ. Kalau
dulu saya merasa bingung menghadapi tantrumnya Little Bug, alhamdulillah so far
saya lega karena dia bisa menangis dalam pelukan saya sampai dia merasa lebih
baik. Dan tangisan itu baru bisa keluar setelah saya membantunya me-label
perasaan yang dia rasakan dan kemungkinan alasan dia merasa demikian (tapi
terlalu takut untuk mengungkapkan atau bingung mengungkapkannya). Dan kami
berpelukan lamaaaa sekali.... :)
Tetangga kamar saya waktu awal masuk kamar,
nangis meraung-raung minta pulang. Yang satu lagi nggak mau makan. Yang saya
dengar sayangnya adalah ancaman, bahwa nanti dokter datang dan marah.. dan
ancaman akan dicubit kalau nggak mau makan. Saya hanya bisa geleng-geleng. Anak
yang nangis meraung-raung, bukannya dibantu untuk bersahabat dengan
perawat/dokter (supaya lebih kooperatif dengan mereka), malah ditakut-takuti
dengan bayangan dokter yang marah. I don’t think that will help. Kalau hukuman
fisik, jelas-jelas nggak ada manfaatnya, titik.
Alhamdulillah Little Bug kali ini jauh
lebih kooperatif dalam hal makan-minum-prosedur medis lainnya. Selalu
kuulang-ulang manfaat dari makan & minum yg banyak untuk mengusir kumannya
keluar dari tubuhnya, supaya bisa cepat pulang ke rumah, dengan konsekuensi
makin lama di RS klo males2an makan + minum. Kalau dulu reward tambahannya
adalah tiap hari dapet 1 mobil2an kecil, sekarang dia malah mintanya Lego
*gubrak*
Dulu waktu diopname dapet kamar yg sendiri,
naaah kali ini semua kamar penuh dan tinggal 1 bed lagi di ruangan yg ber-3.
Okay, sebenernya nggak apa-apa, tujuan minta kamar sendiri terutama supaya Baby
Bird bisa leluasa main di dalam ruangan RS, saya nggak bolak-balik ke rumah dan
bisa nginap kalau malam. Alhamdulilah kamar yg ini cukup nyaman... kecuali
ketika si adik sebelah dibelikan mainan yang nggak pakai volume control dan
lagunya itu annoying sekali. Saya selalu mengandalkan buku2 cerita, stiker,
buku gambar + alat gambar warna warni, dan mainan yg versatile seperti
mobil2an/balok/figurine kecil2 untuk mengisi hari-hari di RS (di luar fasilitas
TV yg ada). Perbedaan kali ini adalah hadirnya sebuah tablet PC yg ada
game-nya, walopun berat hati tapi khusus untuk opname saya bebaskan dia untuk
main kapan aja. Tapi insyaaAllah klo sudah pualng ke rumah sih balik lagi pakai
jatah waktu hehehe ;p
Gangguan lain adalah ketika penunggu pasien
bolak balik keluar-masuk ruangan dan pintu dibiarkan terbuka lebar. Belum lagi
kalau sudah tau ada tetangga kamar yg tidur, bukannya pelan-pelan ngomongnya
atau bertamunya, malah in surround sound 3D. Dan SKSD yang bukan pada saatnya,
misalnya dengan sengaja memasukkan kepala untuk melihat apa yang sedang
dilakukan oleh tetangga ruangan. Oh, boy...
Kalau bisa gantian jaga, gunakan waktu yang
dimiliki untuk tidur, mandi, dan makan. Yang penting menyegarkan diri sebelum
kembali berjaga lagi. Karena kalau kita capek + lapar, bawaannya marahhhh
aja... not good..!
7. Use this moment as a chance to improve your relationship with your child, realize your true priorities, and increase your efforts to be a better parent.
The 1st night I came hope to a quieter
home, I cried. I suddenly realized that nothing else really matters as much as
my children’s happiness with me at our own house. Why be so stressed about
having a neat home when you have no laughter and fun coming out of it? What’s
the use of cooking when you can’t enjoy it with the ones you love? Rumah memang
saat itu cukup rapi.. tapi sepinya luar biasa... makanan RS juga jadi terasa
sangat enak ketika dimakan berdua dengan Little Bug (krn dia nggak bisa
habiskan porsinya, bukan karena aku yg kelaperan lhoo, hehehe). Intinya, saya
brebes mili merenungkan keadaan saya sbg orang tua hingga saat ini.. dan
bertekad insyaaAllah untuk mejadi Mama yang lebih baik.
Itulah sejauh ini yang saya bisa ambil
hikmah....
Semoga bisa membantu.. dan semoga kita
semua nggak harus diuji dengan anak yang sakit sebagai pecut untuk memperbaiki
diri menjadi orang tua yang lebih hebat lagi!
Now, going off to catch some Zzz’s sebelum
besok insyaaAllah jaga lagi di RS... oyasumi nasai!
8 Dec. 2013