Saturday, September 14, 2013

Masa Adaptasi



14 September 2013

*Setelah lama nggak posting blog, insyaaAllah mulai disiplin kembali! Yosh, ganbaree!*

Sejak mulai homeschooling ini, saya berusaha keras membuat kegiatan harian kami menjadi lebih teratur. Tapi seperti yang saya baca di sebuah buku ttg HS dan juga dari sharing2 di forum keluarga HS, hari-hari keluarga yg HS itu nggak bisa disama-ratakan dan juga gak bisa ditebak. Kita bisa saja merencanakan secara detil dari A-Z, lalu...

·         pagi2 ada tikus masuk rumah, jadi buyarlah kegiatan hari itu.
·         pada Minggu itu tiba-tiba ada liburan mendadak ke luar kota, bubar jalanlah rencana kegiatan selama beberapa hari atau bahkan selama minggu itu (karena setelah balik liburan, ada waktu untuk berleha-leha menikmati “capek” pasca perjalanan). 
·         tema yang kita persiapkan untuk bulan itu tiba-tiba ditolak oleh si kecil (padahal tadinya dia yang meminta sendiri) dan dia minta “belajar” tentang hal yang lain, yg 360 derajat nggak nyambung.
·         perkiraan jadwal harian yang tadinya sudah mulai tergambar kembali menjadi ‘up in the air’ alias ‘yuk coba-coba selipkan yg lain dalam rutinitas harian’.
·         si Mama merasa jenuh dan hanya ingin membiarkan anak-anak bermain bebas saja. Atau nonton chickflick di saat mereka akhirnya tidur siang bersamaan instead of membereskan pekerjaan rumah yang menumpuk. 

Yap, that’s what’s been happening in our family. Yes, termasuk tikusnya. Tapi tidak soal planning dari A-Z, no, I’m not that detailed... yet, hehehe ;p Jadi kegiatan kami sampai sekarang... well... hmm ..let’s just say sekarang adalah “masa adaptasi”. Saya nggak mau pakai kata2 “galau”, karena this is the choice that we made and I really want to make this work, insyaaAllah. Saya insyaaAllah nggak berniat meninggalkan pilihan ini.. so I am doing my best by fully embracing this period and this lullness in my daily activities. 

Tadinya sempet merasa guilty, I know that I’m slacking and I should be able to do a lot more and be more productive (sempat terjebak dalam "the invisible race against no one" alias jiper melihat kegiatan keluarga HS lainnya yg sepertinya lebih teratur dan produktif-- which I know, ini adalah a big no-no to do karena setiap keluarga punya kondisi dan cerita masing-masing yang kita nggak tahu. Boleh lihat dan mengambil inspirasi, tapi jangan membandingkan, your family is your family, not anyone else's, titik.). Dukungan dari seorang teman dekat dan artikel ini alhamdulillah membantu saya merasa normal untuk merasakan ini....

The main point is, homeschooling is a lot more than just deciding to bring your kids home from the mainstream schooling... homeschool akan mengubah gaya hidup—dan kehidupan—seluruh keluarga. Menciptakan rutinintas harian baru... membangun budaya belajar sekeluarga... belajar berhubungan/berinteraksi dengan anak hampir 24 jam setiap harinya.. belajar mengatur waktu pribadi sebagai seorang ibu/istri/individu.... mengakali keterbatasan dan mendayagunakan apa yang sudah dimiliki... and lots of other aspects that usually come your way each day... the challenges and consequences that come with the journey. 

 And it will take time... and a lot of work & effort...that I am doing my best to embrace right now. (saya termasuk orang yang kadang nggak sabaran, hehehe). So, chickflick, anyone? :)